Kelangkaan beras di Indonesia – Sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Namun, beberapa waktu terakhir, harga beras di pasaran mengalami kenaikan yang signifikan dan menyulitkan masyarakat. Apa penyebab kelangkaan beras di Indonesia? Bagaimana dampaknya bagi perekonomian dan ketahanan pangan? Dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini?
Penyebab Kelangkaan Beras di Indonesia
Salah satu penyebab utama kelangkaan beras di Indonesia adalah terganggunya distribusi dari beberapa sentra produksi ke pasaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan, yang merusak lahan pertanian dan infrastruktur jalan. Contohnya, pada awal tahun 2024, banjir melanda sejumlah daerah di
- Jawa Tengah, seperti Demak dan Grobogan, yang merupakan penghasil beras utama di Indonesia.
- Kurangnya stok beras di gudang Perum Bulog, yang merupakan lembaga pemerintah yang bertugas mengelola cadangan beras nasional. Menurut data Bulog, stok beras di gudang Bulog per akhir Januari 2024 hanya sekitar 1,2 juta ton, padahal idealnya seharusnya 2 juta ton.
- Lambatnya panen beras di dalam negeri, yang disebabkan oleh penanaman yang tidak tepat waktu, perubahan iklim, dan serangan hama. Akibatnya, suplai beras dari petani ke pasar menurun drastis. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada 2023 hanya sekitar 54,8 juta ton, turun 2,6 persen dari tahun sebelumnya.
Baca Juga : Memasak Beras Merah untuk Penderita Diabetes: Seni Memastikan Nutrisi dan Kesehatan
Dampak Kelangkaan Beras
Kelangkaan beras di Indonesia berdampak negatif bagi perekonomian dan ketahanan pangan di Indonesia, antara lain:
- Meningkatnya harga beras di pasaran, yang mencapai Rp 13.000-Rp 15.000 per kilogram, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9.450 per kilogram. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun, terutama bagi golongan miskin dan rentan miskin, yang menghabiskan sekitar 30 persen pengeluarannya untuk membeli beras.
- Menurunnya kesejahteraan petani, yang tidak mendapatkan harga yang sesuai dengan biaya produksi dan kualitas beras yang dihasilkan. Selain itu, petani juga mengalami kerugian akibat gagal panen atau hasil panen yang rendah. Menurut data BPS, tingkat kemiskinan petani pada Maret 2023 mencapai 13,68 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 9,78 persen.
- Mengancam ketahanan pangan nasional, yang ditandai dengan rendahnya ketersediaan, aksesibilitas, dan utilitas beras bagi masyarakat. Hal ini dapat berpotensi menimbulkan masalah sosial, politik, dan keamanan, jika tidak segera ditangani. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia berada di peringkat 69 dari 113 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan Global 2023, dengan skor 58,9 dari 100.
Cara Mengatasi Kelangkaan Beras (Fokus Kesejahteraan Petani & Minim-Impor)
Kelangkaan beras perlu ditangani lewat paket strategi yang menyeimbangkan ketersediaan jangka pendek dan kemandirian jangka menengah–panjang. Prinsipnya: impor hanya bantalan darurat, sementara pondasi utamanya adalah produksi domestik, distribusi yang lancar, dan penguatan ekonomi petani (termasuk petani organik).
1) Impor Sebagai Bantalan Darurat—Dengan “Pagar Pengaman”
Impor memang bisa meredam gejolak harga saat pasokan seret (misal dipicu El Niño), namun berisiko mengganggu harga gabah saat panen dan memukul pendapatan petani bila tak diatur timing & volumenya. Kebijakan terbaru mengarah ke penguatan serapan dalam negeri: Bulog menargetkan pengadaan domestik 3 juta ton pada 2025 (naik tajam dari 1,27 juta ton pada 2024) sembari menaikkan harga pembelian pemerintah untuk gabah agar petani terlindungi. (Reuters)
Di sisi lain, penolakan impor dari kelompok petani rutin muncul karena dikhawatirkan menekan harga gabah, terutama saat jelang panen raya—jadi guardrail seperti larangan impor saat panen raya, kuota transparan, dan prioritas serapan domestik penting dijalankan. (Bisnis.com)
2) Optimalkan Stok & Distribusi: SPHP + Bantuan Pangan
Untuk meredam harga di hilir, pemerintah menggulirkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras sepanjang Juli–Desember 2025, dengan target salur 1,318 juta ton dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui ritel pasar tradisional, koperasi kelurahan, dan pasar murah. Per 13 Agustus 2025, realisasi sudah 333,4 ribu ton (91,2% dari target tahap itu)—indikasi percepatan suplai ke wilayah rawan. (Badan Pangan Nasional)
Apa artinya di lapangan? Distribusi yang tepat sasaran dan cepat (terutama ke wilayah dengan disparitas harga tinggi timur Indonesia) terbukti menenangkan pasar dan menahan lonjakan harga. (Badan Pangan Nasional)
3) Naikkan Insentif Produksi Domestik: HPP & HET Disinkronkan
Penyesuaian HPP (Harga Pembelian Pemerintah) dan HET (Harga Eceran Tertinggi) beras dilakukan sepanjang 2024 untuk menjaga marjin petani sekaligus daya beli konsumen—kerangka regulasinya diubah lewat Peraturan Bapanas 4/2024 (HPP) dan 5/2024 (HET). Tujuannya: harga gabah cukup menarik untuk tanam, namun harga beras konsumen tetap terkendali. (Badan Pangan Nasional, Database Peraturan | JDIH BPK)
Sebagai konteks kapasitas, BPS memperkirakan produksi padi 2024 sekitar 52,66 juta ton GKG, dan 2025 mulai pulih bertahap setelah tekanan cuaca 2023/24. Data ini penting untuk perencanaan serapan Bulog & offtake swasta. (Badan Pusat Statistik Indonesia)
4) Skala-Up Pertanian Organik & Iklim-Tangguh (Core misi Eka Farm)
Standar & pasar organik. Gunakan SNI 6729:2016 sebagai rujukan praktik budidaya, inspeksi, dan pelabelan organik; ini mempermudah sertifikasi dan membuka akses premium market (domestik & ekspor). (Nasih Widya Yuwono)
Teknik hemat air & produktif. Terapkan SRI/AWD (alternate wetting & drying) di lahan sawah: meta-analisis menunjukkan hemat air ±20–30% dengan produktivitas tetap terjaga bila diterapkan “mild AWD”; SRI berorientasi tanah sehat = tanaman sehat dan secara umum dilaporkan meningkatkan hasil dibanding genangan penuh. (ScienceDirect, Open Knowledge FAO)
Varietas tahan cekaman. Riset terbaru IRRI merilis kemajuan genetik untuk toleransi kekeringan, relevan untuk El Niño & variabilitas iklim—jadi bahan pipeline benih unggul ke depan. (International Rice Research Institute)
Dampak langsung ke petani: biaya input kimia turun, efisiensi air naik, harga jual beras organik lebih tinggi, dan ketahanan panen lebih baik—kombinasi yang mengangkat pendapatan petani di level kelompok.
5) Tekan Kehilangan Pascapanen & Perbaiki Logistik
Banyak pasokan “hilang” di pascapanen (panen, pengeringan, penyimpanan, sortasi). Solusi cepatnya: dryer bersama, lantai jemur yang layak, gudang kedap hama, dan kemasan ritel tahan lembab. Ini murah-meriah namun dampaknya besar ke ketersediaan fisik dan mutu pasar.
6) Diversifikasi Karbohidrat Lokal (Bikin Konsumsi Lebih Resilien)
Badan Pangan Nasional mendorong program pengembangan pangan lokal (singkong, sorgum, sagu, dsb.) untuk mengurangi tekanan eksklusif ke beras. Diversifikasi ini membantu stabilitas suplai & harga saat padi terganggu cuaca. (Badan Pangan Nasional, pustaka.badanpangan.go.id)
7) Jaring Pengaman Risiko Petani: Asuransi & Pembiayaan
Perkuat AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi) agar petani terlindungi dari gagal panen (banjir/kekeringan/hama) dan berani investasi teknologi. Pedoman AUTP 2025 telah diterbitkan Kementan—momentum untuk perluasan kepesertaan via kelompok tani/kemitraan swasta. (psp.pertanian.go.id)
Peran Konkret Eka Farm (langsung bisa dijalankan)
- Kontrak offtake “harga adil” dengan petani/kelompok organik (mengacu SNI 6729) + pembayaran cepat saat panen.
- Program SRI/AWD & soil health: pelatihan lapangan + starter kit (metode jarak tanam, rotary weeder, kompos).
- Pengering & gudang komunal: co-invest kecil bareng kelompok tani untuk turunkan susut pascapanen & jaga kualitas beras organik.
- Skema ICS (Internal Control System): bantu kelompok mengelola dokumentasi sertifikasi organik supaya biaya per petani lebih murah.
- Branding & edukasi: kampanye “Beras Organik Berdayakan Petani” + transparansi asal-usul (traceability) untuk menaikkan willingness to pay konsumen.
Baca Juga : Memahami Peran Beras Glikemik Rendah dalam Diet Sehat
Kesimpulan
Kelangkaan beras di Indonesia merupakan masalah yang serius dan memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Penyebab kelangkaan beras adalah terganggunya distribusi, kurangnya stok beras, dan lambatnya panen beras. Dampak kelangkaan beras adalah meningkatnya harga beras, menurunnya kesejahteraan petani, dan mengancam ketahanan pangan nasional. Solusi kelangkaan beras adalah meningkatkan impor beras, mengoptimalkan distribusi beras, dan mendorong peningkatan produksi beras.
Di tengah kondisi kelangkaan beras yang melanda Indonesia, Eka Farm berkomitmen untuk tetap menyediakan beras organik berkualitas bagi masyarakat. Beras organik Eka Farm memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti rendah indeks glikemik, tinggi serat, dan kaya antioksidan. Beras organik Eka Farm juga memiliki rasa yang pulen dan enak, serta tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Eka Farm memiliki jaringan distribusi yang luas dan efisien, sehingga beras organik Eka Farm dapat dengan mudah didapatkan di outlet-outlet terdekat atau melalui platform online seperti Tokopedia. Eka Farm juga memberikan harga yang bersaing dan terjangkau, serta memberikan promo dan diskon menarik bagi pelanggan setia. Dengan membeli beras organik Eka Farm, Anda tidak hanya mendapatkan beras yang sehat dan lezat, tetapi juga mendukung petani organik lokal yang berjuang untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Semoga artikel ini bermanfaat dan informatif bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Gabung Program Maklon & Reseller B2B Eka Farm
Bangun brand pangan organik Anda dengan produksi white-label, harga grosir, dan dukungan end-to-end. Brand Anda tumbuh, petani organik ikut maju.
Mengapa Memilih Ekafarm:
Private label: produksi & pengemasan atas nama brand Anda
Bahan baku terkurasi dari petani organik mitra
MOQ fleksibel* & harga B2B yang kompetitif
Kontrol mutu & proses higienis, siap distribusi nasional
Bantuan desain kemasan & opsi pengiriman terjadwal
* MOQ menyesuaikan jenis produk & spesifikasi brand.
Seorang yang senang menulis, dengan setiap kata yang saya pilih menjadi ekspresi dari dunia internal saya. Saya adalah pecinta kucing yang setia, keberadaan mereka membawa sukacita dan kenyamanan, menjadi sumber inspirasi dalam setiap langkah kehidupan saya. Saya adalah seoarang long-life learner dengan semangat untuk terus belajar dan berkembang, memotivasi saya menjadi versi terbaik dari saya setiap waktu.




